fabulous title screen |
aish, kuliah memang bajingan.
saya selama 6 bulan terakhir benar-benar buta sama dunia jejepangan, apalagi anime sama tokusatsu, skripsi memang paling-paling.
gimana ceritanya saya bisa gatau kalau Saint Seiya dibikin film CGI nya (plus kikaider reboot, kemon lah gaes)
awal ceritanya saya di line sama temen, diajakin nonton Saint Seiya di blitz, ternyata pas saya gugel, filmnya keluar Juni kemaren di jepang, BluRay nya keluar tanggal 12 des, artinya torrentnya gabakal jauh2 dari situ kan.
trus saya lupa, trus baru inget tadi, nyari torrentnya susah bener, ada segala sub Chinese, filenya corrupt - 2GB coy corrupt, untung ga ada kuota - sampe akhirnya dapet dari fansub lokal, jauh2 maen ke nyaa dapetnya fansub lokal.
first impression? INI GILA, EMANG HARUSNYA FIGHT SCENE TUH BEGINI.
dari dulu saya selalu merasa kalau medium - anime, manga dan movie - adalah kekurangan Jepang, kenapa? karena budget mereka tidak pernah sekuat negara Eropa, apalagi AS, jadi seolah-olah fantasy mereka yang suka kelewat liar, selalu terbentur budget.
ketika budget bukan masalah, biasanya karya yang dihasilkan sangat breathtaking - mungkin tidak mainstream, karena ide-ide orang jepang memang ga cucok sama mainstream audience - tapi secara visual, hanya Zack Snyder yang bisa menandingi.
contohnya ya banyak, biasanya karya-karya Ghibli atau Mamoru Hosoda - Summer Wars guys - biasanya membuat saya berdecak kagum, kok ya kepikiran.
dan SS:LoS ini adalah bukti kalau budgetnya bagus, kualitas sinematografi jepang akan lebih terlihat.
jadi Pelm apaan sih ini?
Film ini, mirip film Rurouni Kenshin, adalah reinterpretation dari saga - story arc? - pertama di manga Saint Seiya, yang intinya adalah si saint ini, harus menemui Pope di sanctuary, karena Pope mau bunuh si Saori, reinkarnasi Athena.
gimana cara ketemu Pope? harus ngelawan 12 - sebenernya 11, karena sagitarius mati - Gold Saints di 12 kuil.
sejujurnya, Saint Seiya adalah salah satu Anime yang bikin saya gedek waktu kecil dulu, karena jagoannya harus mau mati dulu baru menang, dan satu fight bisa berhari-hari, dan film meniadakan itu, karena beberapa Gold Saintnya ga geblek-geblek amat buat percaya kalo Saori itu Athena gadungan, hasilnya, adegan berantemnya dipersingkat, tapi, sesingkat-singkatnya adegan brantem itu, adegan brantemnya KEREN BANGET.
buat yang ga ngerti Saint Seiya pun, sebenernya gapapa nonton film ini, sama kayak yang ga ngerti Rurouni Kenshin enak nonton filmnya, karena film ini ngejelasin backgroundnya cukup jelas.
mungkin yang ga cucok buat non-fans ya tipikal tropes shonen manga, yang dibanding film US, agak iyuwh - di film US ga pernah tuh dipake tema "semangat mengalahkan skill"
karena seiya selalu menang semangat, abis itu hampir mati.
Cerita
3,5/5
kenapa segitu? karena ceritanya make sense, ga bodoh, tapi saya merasa harusnya bisa ditambah lagi, tapi sebenernya saya bingung juga apa yang mau ditambah, ada kali ini 50 episode di rangkum jadi 90 menit, kalau mengingat faktor itu sih...
jadinya 4/5.
Visual
5/5
UDAH LAH
sok plot twist. |
scene ga penting aja indah |
perspektif khas jejepangan. |
Tinju Meteor Pegasus, feat. huge budget. |
Character Design mirip FF VII:AV sama Big Hero 6 |
Eksekusi.
3/5
ini yang dirasa agak kurang, meskipun lebih masuk akal.
dulu tiap kuil dilalui dengan cara brantem sampe hampir mati selama 10 episode lebih.
10 episode per kuil.
sekarang pada Gold Saint dibikin agak pinter dikit, kuil yang di depan ga banyak cingcong, kuil yang dibelakang karena lebih deket sama tempat si Pope, jadi masih ngelawan, cuma kadang beberapa fight dirasa anti-climatic, mungkin karena di awal udah digeber dengan koreografi pertarungan yang memanjakan mata.
terakhir, ekenapa, pas seiya pake armor sagitarius, malah bawahnya kuda.
bisa dimengerti sih, karena yang dipake bukan Sagittarius Gold Cloth per se, tapi semacam arwah aiolos yang bantuin doi, karena zuzur zaja, armornya beda sama yang dipake aiolos diawal.
kekurangan kedua adalah lack of character development sepanjang film, yang menurut saya wajar, karena fokus cerita terbagi ke 4 bronze saint, 1 athena, dan beberapa Gold saint, jelas tidak mungkin ada character development.
Kesimpulan
4/5
Nostalgia menjadi poin lebih, subjektif memang.
tapi lagipula, film ini lebih terasa sebagai film tribute, sambil berusaha mencoba menceritakan ulang secara singkat saga sanctuary ini, dan menurut saya hasilnya cukup bagus.
seperti Rurouni Kenshin, SS: LoS juga mengambil sedikit kebebasan dalam interpretasi ulang SS, tapi tetap setia pada akarnya.