Rabu, 13 Agustus 2014

Nike Hypervenom Phatal FG First Impression + Unboxing

apa, seorang kolektor action figure ternyata punya hobi outdoor yang adalah bermain sepakbola lapangan besar? sangat tidak sesuai stereotype!!

iya, selain koleksi action figure yang belakangan ini agak stuck karena ga ada action figure yang bikin hati kesengsem, saya juga hobi main bola, ikut tim jurusan di kampus.

sedikit latar belakang, saya aktif main bola bener2 tiap minggu itu sejak SMA di tahun 2006, dan selalu pake sepatu adidas karena kayaknya cuma adidas yang mengakomodasi kaki saya yang lebar, baru kali ini Nike punya sepatu yang cucok buat widefeet, dan diskonan juga di kaskus, jadi sikat aja langsung, dan ini adalah pengalaman pertama saya dengan sepatu bola Nike.

btw, ini baru first impression, belom dipake main, cuma dipake jalan2 dirumah biar molding sama bentuk kaki saya yang agak ga umum ini, lebar tapi bantet, jadi rata2 beli sepatu kepanjangan.

-------------------------------------------------

Hypervenom Phatal adalah takedown model pertama dari seri Hypervenom, urutannya adalah Hypervenom Phantom, Phatal, dan Phelon, kayaknya ada yang dibawah phelon, tapi cuma ada size junior alias buat anak kecil.

yang bikin hypervenom Phatal ini lumayan hip adalah, untuk ukuran takedown model, Hypervenom phatal digarap cukup serius oleh nike, bisa dilihat dari banyaknya teknologi yang diterapkan Nike untuk sepatu ini.

perbedaan antara Phantom dan Phatal hanya di Uppernya saja, jika phantom menggunakan NikeSkin, phatal menggunakan Mirage Synthetic, salah satu Upper tertipis di dunia, selain itu, tidak ada bedanya antara phantom dan phatal, inilah yang membuat saya cukup tertarik, ditambah harga menggiurkan yang ditawarkan oleh agan derossi16 dikaskus, iman pun goyah.


warna yang saya pilih adalah adalah white/black/volt, yang sebenarnya adalah bagian dari Nike Reflective Pack


satu hal yang saya sadari ketika pertama kali melihat langsung sepatu ini adalah kualitas pembuatannya yang jauh diatas rata-rata sepatu kelas dua seperti adidas Nitrocharge 2.0 atau F30 adizero, sepatu ini tidak terasa seperti sepatu kelas dua.

teknologi upper nike ini sebenarnya mirip dengan adidas adizero prime yang rilis 2011 kemarin, upper yang tipis disupport oleh kerangka didalam sepatu, sehingga upper yang tipis ini tidak cepat rusak, tapi mengingat sepatu ini rilis 2013, jelas teknologi ini sudah terjangkau, speaks volume of adidas R&D yang nekat merilis sepatu dengan teknologi yang belum waktunya.


upper sintetis yang tipis ini membuat fase break in jadi lebih mudah, tidak butuh waktu lama agar upper sepatu ini mengikuti bentuk kaki pemakai, saran saya, jika kaki anda lebar, ambil setengah nomor keatas (sizing nike itu 40 - 40,5 - 41 dst) dan size 42,5 cocok dengan saya, menyisakan sedikit ruang di jari agar tidak terlalu ketat.


highlight lain adalah outsolenya yang sama persis dengan phantom yang harganya 2 kali lipat, alokasi studs juga membantu manuver dilapangan, karena dibagian jempol saja ada 4 studs yang pasti menambah traksi ketika berusaha bermanuver.



tentu saja inti dari sepatu bola adalah digunakan untuk bermain bola, nah untuk bagian itu, harus nunggu saya main dulu yang kalo jadi hari sabtu ini, baru setelah itu saya bisa mereview kenyamanan, performa dan tentu saja daya tahan sepatu ini.

dan sekarang, saya sajikan saja foto yang saya ambil asal2an buat review ini